Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Kata Pengantar

Kata Pengantar


Adalah sebuah tugas yang berat ketika kami mendapat kepercayaan dari pimpinan Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Sastra Universitas Indonesia untuk memberikan kuliah Kemahiran Bahasa Indonesia pada jurusan tersebut. Pertama, kuliah semacam itu belum pernah ada sebelumnya dalam kurikulum-kurikulum Fakultas Sastra Universitas Indonesia; kedua, belum ada satu pegangan atau rencana yang kongkrit bagaimana bentuk materi kuliah kemahiran tersebut.

Namun dengan menyadari sepenuhnya akan keadaan kemampuan bahasa dari para mahasiswa, baik sebagai ternyata dari karya-karya tulis yang dibuatnya, maupun dari jawaban-jawaban pada waktu ujian, maka kuliah kemahiran bahasa pada tingkat perguruan tinggi dirasakan sangat mendesak, sekurang-kurangnya selama pendidikan di sekolah lanjutan atas belum sanggup menamatkan pelajar-pelajar dengan bekal kemampuan bahasa yang membanggakan.

Pengatahuan dasar tentang Tatabahasa memperlihatkan corak yang bermacam ragam, di samping itu penguasaan perbendaharaan kata tidak menunjukkan hal yang menyenangkan. Tetapi untuk memberi kuliah tatabahasa sebagai yang diberikan pada sekolah lanjutan atas juga tidak mungkin. Sebab itu untuk menyeragamkan pengetahuan tentang Tatabahasa, para mahasiswa diwajibkan untuk membaca pandangan yang baru, kemudian diadakan ulangan pada pertengahan semester pertama. Sementara itu sudah dimulai-kuliah-kuliah teoretis, dengan menitikberatkan pada latihan-latihan yang intensif agar dapat dicapai hasil yang optimal.

Dari pengalaman beberapa tahun yang lalu, akhirnya disusun buku ini untuk memudahkan perkuliahan kemahiran bahasa. Buku ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah meletakkan dasar-dasar yang paling fundamental bagi kemahiran bahasa itu, sebagai tercermin dalam bab-bab mengenai Pungtuasi, Kalimat dan Alinea. Pembicaraan tentang kalimat di sini bukan mengenai tata kalimat atau pengetahuan sintaksis, tetapi bagaimana seorang harus menyusun kalimat yang efektif, agar yang mendengar atau membacanya bisa menangkapnya dengan mudah, di samping itu kalimat-kalimat yang efektif itu dapat menimbulkan sugesti-sugesti tertentu. Wujud dan hakekat alinea, pada umumnya belum dipahami secara baik, sebab itu disediakan suatu bagian yang khusus.

Pada tahap kedua mahasiswa sudah harus mulai dengan latihan-latihan bagi sebuah karya tulis. Tetapi karena mereka harus mengetahui lebih dahulu beberapa prinsip dalam menyusun sebuah karya tulis, maka sebagai peralihan diuraikan Ringkasan, Laporan dan Resensi, sehingga mereka sudah bisa mengadakan latihan-latihan dengan mempergunakan bahan-bahan yang telah diberikan pada tahap pertama. Pada tahap kedua ini kuliah-kuliah yang diberikan meliputi: Tema, Outline, Pengumpulan dan Pengolahan Data, dan Pembabakan Karya Tulis. Dengan menyelesaikan tahap kedua ini, sudah pada tempatnya bila mahasiswa diharuskan membuat karya-karya tulis dengan pokok-pokok yang khusus dan sederhana, sambil perlahan-lahan meningkat kepada persoalan yang lebih kompleks sesuai dengan waktu yang disediakan.

Kemahiran bahasa yang dimaksudkan di sini tidak saja meliputi penguasaan bahasa secara tertulis, tetapi juga secara lisan. Mungkin ini merupakan tahap yang lebih berat karena di samping penguasaan bahasa, dituntut pula kesanggupan mereka untuk mengeluarkan pikiran secara kritis dan teratur dalam bahasa yang jelas dan lancar, di samping keberanian dan ketenangan menghadapi massa. Sebab itu dalam tahap ketiga khusus diuraikan beberapa prinsip tentang pemakaian bahasa lisan dalam bab tentang Pidato. Dalam tahap ini sebagai latihan, mahasiswa mendapat giliran untuk membawakan sebuah persoalan di depan kelas, yang akan disusul dengan tanya-jawab. Pimpinan kelas sebaiknya diserahkan kepada mahasiswa yang mendapat giliran itu.

Akhirnya sebagai kelengkapan dari semua persoalan yang diuraikan sebelumnya kami akhiri buku ini dengan tiba bab yang khusus membicarakan prinsip-prinsip untuk mengadakan evaluasi data (berpikir atau menulis secara kritis) dalam bab mengenai Argumentasi, Jalan Pikiran, dan Penolakan.

Pada akhir tiap bab disertakan latihan-latihan sebagai bantuan untuk menghidupkan semua apa yang telah diuraikan dalam bab tersebut. Di samping itu ada baiknya dibuat soal-soal khusus oleh mereka yang mempergunakan buku ini, dengan mengambil bahan-bahan sesuai dengan bidang para mahasiswanya atau keadaan dari daerah sekitarnya.

Akhiranya kami menyampaikan terimakasih kami yang seikhlas-ikhlasnya kepada rekan-rekan yang telah memberikan saran dan petunjuk baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan buku ini. Istimewa kami sampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada rekan Drs. Anton Moeliono MA, yang di samping memberikan dorongan-dorongan moril, telah memberikan pula saran-saran dan petunjuk-petunjuk yang sangat berharga.




Jakarta, Oktober - 1970                                                                         GORYS KERAF





                     KATA PENGANTAR
                  (pada cetakan kedua)


Dalam waktu singkat, cetakan pertama dari buku Komposisi ini sudah habis terjual. Sementara itu kami sebenarnya sudah persiapkan perluasan dari buku ini, untuk disesuaikan dengan perkembangan yang diperoleh dalam mempergunakan buku ini, dan kenyataan-kenyataan yang dihadapi. Namun kiranya tidaklah bijaksana untuk mengadakan perluasan pada cetakan kedua, karena tenggang waktunya terlalu singkat.

Karena permintaan-permintaan yang mendesak untuk segera mencetak kembali buku ini, di samping mengingat bahwa pemakai-pemakai buku cetakan pertama akan dirugikan bila cetakan kedua langsung mengalami perluasan, maka kami mengambil kebijaksanaan untuk menerbitkan kembali buku Komposisi ini dengan tidak merubah isinya.

Dalam cetakan kedua ini diadakan perbaikan-perbaikan atas kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam cetakan pertama, di samping itu diadakan penyempurnaan teknik, lebih-lebih penyesuaian ejaan dengan ejaan yang disempurnakan. Walaupun kutipan-kutipan dalam buku ini berasal dari sumber-sumber yang mempergunakan ejaan lama, namun untuk kepraktisan dalam mempergunakan buku ini, maka ejaannya juga diubah dan disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan.

Mudah-mudahan cetakan kedua ini tetap mendapat sambutan yang hangat.




Jakarta, Mei, 1977                                                                                   GORYS KERAF






                                    KATA PENGANTAR
                            (pada edisi yang diperbaharui)


Sebagaimana telah kami kemukakan dalam Kata Pengantar cetakan kedua buku ini, sebenarnya telah disiapkan pula perubahan-perubahan untuk terbitan kedua, tetapi karena pertimbangan tertentu cetakan kedua tidak disertai perubahan-perubahan tersebut. Sementara itu karena kesibukan-kesibukan lain, usaha tersebut belum diselesaikan, sedangkan buku ini terus-menerus dicetak ulang hingga cetakan ke-V pada tahun 1978.

Untuk cetakan ke-VI ini diadakan perubahan yang mencakup dua hal. Pertama, diadakan perluasan dan penambahan bahan-bahan yang diperlukan untuk lebih menunjang tujuan perkuliahan pada umumnya, dan memberi bekal bagi mahasiswa untuk menghadapi tugas nanti sebagai anggota masyarakat. Kedua, karena perluasan tersebut maka diadakan pemecahan menjadi dua buku. Buku pertama tetap mempergunakan judul Komposisi yang semata-mata mencakup dasar-dasar komposisi. Buku kedua akan mempergunakan judul Retorika yang diarahkan kepada pencorakan komposisi sesuai dengan tujuan tulisan ilmiah. Buku ini memuat bagian terakhir dari Komposisi lama dengan perluasan seperlunya, di samping itu dimasukkan beberapa topik lain yaitu Diksi dan Gaya Bahasa, Eksposisi, dan Deskripsi. Dengan demikian kedua buku ini diharapkan dapat memenuhi tujuan perkuliahan yaitu memberikan dasar untuk tulisan ilmiah, maupun kebutuhan umum dalam masyarakat.

Sebuah skema mengenai kerangka kuliah kemahiran berbahasa ini disertakan dalam Komposisi yang baru ini sehingga dapat membantu mereka yang menggunakan seri buku-buku ini.



                                                                                             Jakarta, 17 Nopember 1979


                                                                                                         Gorys Keraf



Baca : Buku Komposisi Gorys Keraf

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau