Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
BAB I
PUNGTUASI
1. Pentingnya Pungtuasi
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Dalam percakapan-percakapan secara lisan jelas terdengar bahwa kata-kata seolah-olah dirangkaikan satu sama lain, serta di sana-sini terdengar perhentian sebentar atau agak lama dengan suara menaik atau menurun. Di samping itu masih terdapat ekspresi-ekspresi air muka, berupa menggerak-gerakkan alis mata, menggeleng-gelengkan atau mengangguk-anggukkan kepala. Kata "ya!" dapat diucapkan sedemikian rupa untuk menyatakan persetujuan yang bersemangat, atau bernada kemalu-maluan, kebimbangan dan kekurangpercayaan, atau sebagai suatu penolakan yang kasar. Banyak sekali warna arti yang dapat diberikan kepada suatu ucapan dengan perbedaan variasi kecepatan, keras-lembut, dan intonasi yang berlainan.
Semuanya itu begitu biasa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak timbul persoalan bagi pendengar. Setiap orang yang diajak bicara langsung memahami apa fungsi dari suara naik atau menurun, apa manka dari suatu tutur yang disampaikan dalam tempo yang singkat atau dalam tempo yang relatif lebih lama. Tetapi semuanya ini baru menjadi persoalan bila percakapan-percakapan atau bahasa lisan itu ditranskripsikan dalam tulisan. Bagaimana seorang dapat menyatakan nada yang naik atau menurun, bagaimana ia harus melukiskan ujuran-ujaran yang keras, lembut, dan sebagainya?
Pada waktu diadakan transkripsi bahasa lisan itu, sebenarnya dicoba pula untuk menuangkan semua hasil ujaran manusia beserta nuansa lagu dan laju ujaran itu ke dalam gambar-gambar di atas sehelai kertas. Penulis yang ahli dan berpengalaman akan merubah kalimat-kalimatnya sedemikian rupa sehingga ia dapat memperoleh tekanan yang diinginkannya sebagai terdapat dalam bahasa lisan. Ia akan berusaha pula untuk memilih kata-kata yang tepat untuk mencerminkan kembali arti sebagai yang dimaksudkan dalam bahasa lisan; walaupun demikian masih terdapat kekurangan-kekurangan.
Baca : Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment