Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Perkembangan dan Kepaduan antar alinea

Perkembangan dan Kepaduan antar alinea


11. Perkembangan dan Kepaduan antar alinea


Semua yang telah diuraikan di atas bertolak dari alinea sebagai sebuah unit. Kesatuan-kesatuan yang kita sebut alinea ini tidak berdiri sendiri tetapi merupakan suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, entah berupa bab maupun unit yang berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena alinea merupakan unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lain, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik. Atau dengan kata lain harus terdapat perkembangan dan perpaduan yang baik antar alinea yang satu dengan alinea yang lain.

Tiap tulisan yang baik selalu akan bertolak dari sebuah tesis. Tesis itulah yang dikembangkan dalam alinea-alinea yang mempunyai pertalian yang jelas, baik pertalian dalam perkembangan gagasannya maupun perpaduan alinea-alineanya. Karena hubungan yang jelas itulah, pembaca dapat mengikuti uraian itu dengan jelas dan mudah. Kesulitan biasanya ditimbulkan oleh alinea-alinea yang menempatkan gagasan pokoknya pada awal alinea, sedangkan alinea itu sendiri terlalu panjang. Karena kalimat-kalimat yang memuat perincian itu terlalu banyak pembaca akan kehilangan hubungan bila harus mulai dengan alinea yang berikut. Di sinilah letak kemampuan pengarang, bagaimana ia harus memulai alinea yang baru, tetapi perpaduan dengan alinea sebelumnya, terutama dengan gagasan utama dalam alinea sebelumnya itu, harus jelas.

Hubungan kalimat utama dengan tesis, dapat diutamakan dengan patokan-patokan dari tiap alinea, yang menunjukkan kepada pembaca apa yang harus dibuat, bagian yang mana dari tesis itu akan dikembangkan. Patokan itu sekaligus mempunyai tujuan ganda yaitu menempatkan tiap alinea sebagai suatu kesatuan yang struktural dari seluruh karangan, dan menjamin transisi antar alinea.

Seperti halnya dengan alinea, maka perpaduan antara alinea dapat juga dijamin dengan cara-cara seperti yang telah digunakan dalam sebuah alinea yaitu: repetisi kata-kata kunci, terutama repetisi yang dinamakan anafora. Anafora adalah perulangan kata yang sama pada kalimat yang berturutan atau dalam hal ini juga pada awal alinea yang berurutan. Di samping kata-kata kunci bisa dipergunakan kata ganti. Baik kata-kata kunci maupun kata-kata ganti dipakai untuk menghubungkan hal-hal yang sudah disebut dalam alinea sebelumnya.

Kadang-kadang terjadi bahwa sebuah alinea dapat pula bertindak sebagai sebuah transisi, seperti halnya sebuah kata transisi dalam sebuah alinea. Alinea-alinea semacam ini biasanya menyusul sesudah pengarang menyelesaikan satu unit dari karangannya, dan ingin meneruskan unit lainnya. Alinea-alinea transisi dapat digunakan untuk beberapa tujuan:
a.  Merupakan ringkasan dari apa yang telah diuraikan, sebelum mulai dengan unit berikutnya.
b.  Menyampaikan sebuah ilustrasi atau contoh dari pokok yang telah diuraikan dalam alinea atau alinea-alinea sebelumnya.
c.  Menjelaskan apa yang akan diuraikan oleh pengarang dalam bagian atau unit selanjutnya.



Latihan

A. Kembangkanlah alinea-alinea yang bulat dan baik dengan mempergunakan gagasan-gagasan pokok di bawah ini:
  1. Sastra daerah sangat erat hubungannya dengan sastra nasional.
  2. Peranan guru bahasa Indonesia sangat penting dalam usaha mencapai hasil pengajaran yang baik.
  3. Sebagai manusia kita perlu belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain.
  4. Perkembangan kerja berarti juga perkembangan hidup dunia.
  5. Cinta kasih yang sejati meminta korban.
  6. Stabilisasi ekonomi dapat tercermin dalam harga-harga yang stabil, dan pendapatan riil yang stabil.
  7. Tambahan penduduk yang melebihi tambahan produksi dapat menyebabkan tingkat kemakmuran menjadi berkurang.
  8. Setiap orang hendaknya mendapat perlakukan yang sama dalam segala bidang tanpa mengindahkan perbedaan-perbedaan rasial, sosial dan kultural.
  9. Adanya sesama manusia dan prinsip kemanusiaan membuat kita melihat aspek fundamental lain, bahwa manusia itu makhluk sosial.
  10. Kita tidak menghendaki sastra yang merupakan pidato kecap berisi propaganda politik tertentu. 

B. Alinea berikut merupakan alinea yang kurang baik, ditinjau dari kesatuan gagasan, perpaduan dan perkembangannya. Coba saudara revisi alinea tersebut.
  1. Pada bacaan anak-anak, harus memberi contoh yang baik. Dalam hal ini diceriterakan dengan berbagai cara; ada tokoh-tokohnya terdiri dari binatang-binatang dan anak-anak serta badut-badut juga dapat disertai dengan orang yang besar tubuhnya seperti raksasa. Di mana diceriterakan bagaimana seorang sebagai tokoh yang baik terhadap sesamanya atau seekor binatang yang halus budinya.
  2. Semenjak Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya perobahan bahasa Indonesia sangat banyak sekali apalagi pendidikan bahasa Indonesia telah menjadi pokok dalam sekolah dasar, lanjutan dan di fakultas Sastra sebagai lembaga pendidikan bahasa tertinggi yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu bahasa moderen dan keperluan nasional, yang menimbulkan kegiatan untuk mempelajari bahasa Indonesia. Kalau kita tinjau secara ilmiah bahasa yang mendasarkan perkembangan ilmu bahasa moderen dari segala sudut kehidupan masyarakat mencerminkan hubungan yang erat antara bahasa dengan kehidupan masyarakat.
  3. Ditinjau dari sudut kebudayaan yang makin lama makin maju menunjukkan dengan sendirinya bahasa juga makin lama makin maju, karena bahasa tak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Sungguhpun bahasa Indonesia sekarang sudah maju tetapi masih banyak kekurangan-kekurangan dalam cara pemakaian dan penggunaannya yang dilakukan setiap hari dalam masyarakat. Ahli-ahli bahasapun belum puas dengan apa yang ada sekarang dipergunakan bahkan ahli-ahli bahasa berusaha terus-menerus untuk memperkaya dan mengembangkan bahasa Indonesia.
  4. Agama juga termasuk ke dalam kebudayaan karena agama yang berbeda-beda yang mempunyai berbagai-bagai bahasa serta tatacara yang berbeda-beda pula dan waktunya pun berbeda-beda menurut agama yang dipakai dan dianut oleh warga negara di wilayah tersebut. Agama yang dipakai menunjukkan asalnya dari mana dan bentuk tempat melaksanakan ibadahnya bermacam-macam menurut agama masing-masing, oleh sebab itu agama tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan, karena agama menunjukkan kebudayaan suatu bangsa. Jadi agama termasuk salah satu unsur dari kebudayaan.
  5. Dalam bidang keagamaan pemakaian bahasa Arab merupakan bahasa yang menyangkut bidang keagamaan, begitu juga dengan agama Kristen dan agama Budha. Pemakaian bahasanya karena menyangkut bidang keagamaan. Sedangkan agama termasuk bidang kebudayaan. Jadi masih banyak pertaliannya agama dengan kebudayaan oleh sebab itu tak dapat dipisah-pisahkan begitu saja, karena saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Kita harus merasa betapa perlunya untuk menetapkan pola atau bagan kebudayaan nasional.

C. Alinea-alinea berikut baik kesatuannya, hanya urutannya tidak benar. Bacalah baik-baik dan katakan urutan manakah yang benar:
  1. a. Di samping itu pembakuan bahasa itu, juga mengenal telaah luar yang menyangkut fungsi bahasa baku dalam suatu masyarakat dan sikap masyarakat itu terhadap bahasa yang baku itu.
    b. Masalah pembakuan bahasa itu mengenal telaah dalam, yang menyangkut sistim bahasa itu sendiri, misalnya di bidang ejaan, tatabahasa, tatanama, tataistilah, serta perkamusan.
    c. Telaah ini termasuk bidang linguistik deskriptif.
    d. Dari sudut tersebut di ataslah karangan ini terutama akan meninjau masalah pembakuan bahasa Indonesia.
    e. Telaah yang terakhir ini termasuk bidang sosiolinguistik atau linguistik sosial.
    Urutan yang benar adalah: 1. abcde.     2. bdace.     3. bcaed.     4. dbcea.     5. edabc.
  2. a. Jadi tanggapan berikut ini sifatnya agak umum dan hanya mengenai kelima golongan di atas.
    b. Pembicara sadar bahwa reaksi-reaksi yang dikemukakan ini hanya merupakan sebagian kecil saja dari reaksi-reaksi yang ada dalam masyarakat.
    c. Akan tetapi kiranya tidaklah terlalu gegabah untuk mengatakan bahwa kemungkinan besar reaksi-reaksi itu termasuk salah satu dari lima penggolongan di atas.
    d. Oleh karena itu walaupun pembicara berkeinginan besar untuk menanggapinya satu per satu tetapi barangkali akan lebih cepat bila hal itu ditunda hingga saat diskusi dalam sanggar karya yang akan diadakan nanti, agar prasaran ini tidak terlalu panjang dan membosankan.
    Urutan yang benar adalah: 1. bdac.   2. adcb.   3. dcab.   4. cdab.   5. bcda.
  3. a. Dalam perobahan masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang amat cepat dalam lima puluh tahun yang terakhir ini, tentulah bahasa Indonesia sebagai penjelmaan masyarakat dan kebudayaan itu, amat cepat juga berubah.
    b. Pertemuan dan pengaruh masyarakat dan kebudayaan moderen kepada bangsa Indonesia, boleh dikatakan mengenai seluruh kehidupan bangsa Indonesia, sehingga banyak dan serba ragam perobahan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
    c. Pada hakekatnya, apabila kita berbicara tentang perobahan suasana, perobahan gaya bahasa Indonesia, pembebasannya daripada suasana konservatif dan timbulnya bermacam-macam eksperimen yang baru dalam kata maupun bentuk bahasa, kita sudah berbicara tentang pemodernan bahasa Indonesia.
    d. Segala usaha pembebasan dan eksperimen dalam bahasa sejalan dengan perobahan masyarakat dan kebudayaan ini tentu tidak dapat berlaku sewenang-wenang, mesti lambat laun tunduk juga kepada proses standardisasi untuk keefisienan bahasa Indonesia sebagai alat perhubungan dan pemikiran.
    Urutan yang benar adalah: 1. dcab.   2. abcd.   3. cdab.   4. badc.   5. abdc.
  4. a. Dalam masa lima windu itu bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesati sekali baik vertikal maupun horisontal, terutama semenjak proklamasi kemerdekaan.
    b. Vertikal mencakup perluasan wilayah pemakaian sosial yang meliputi segala lapisan masyarakat dari pasar sampai Dewan Perwakilan Rakyat, dari sekolah rakyat sampai Universitas, dari pengendara becak sampai presiden.
    c. Dari saat pencetusan Sumpah Pemuda sampai saat ini telah berlangsung 40 tahun atau lima windu.
    d. Horisontal mencakup perluasan wilayah pemakaian regional dari Sabang sampai Merauke.
    Urutan yang benar adalah: 1. abcd.   2.cdba.   3. cadb.   4. cabd.   5.bcad.
  5. a. Pikiran manusia itu ialah pikiran yang memakai bahasa, yang berbentuk penghubungan konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang sekaliannya disimpulkan dalam sebuah perkataan.
    b. Hal itu seperti kita ketahui jelas benar kelihatan pada pertumbuhan pikiran anak-anak yang sejalan dengan pertumbuhan jumlah kata-kata vokabularinya.
    c. Dalam kehidupan jiwa pribadi bahasa itu mempunyai arti yang menentukan dalam proses pikiran manusia.
    d. Demikianlah dapat kita berkata, bahwa jumlah kata-kata seorang membatasi kecakapan berpikir seseorang.
    Urutan yang benar adalah: 1. abdc.   2. cdba.   3. cadb.   4. bdac.   5. abdc.

Iktisar Alinea



Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf 

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau