Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
5. Penelitian Kepustakaan
Salah satu corak karya tulis yang penting adalah tulisan yang disusun berdasarkan suatu riset. Umat manusia dari jaman ke jaman selalu ingin mengetahui sesuatu yang baru. Manusia telah meneliti dan mengumpulkan berbagai macam pengetahuan yang telah diturunkan dari generasi-generasi yang lampau. Banyak dari karya yang pernah dicapai umat manusia luput dari pengamatan banyak orang, karena terlalu banyak yang telah dicapai umat manusia. Untuk mengetahui karya-karya itu perlu diadakan penelitian kembali, baik dengan meneliti orang-orang yang terkenal dalam suatu bidang pengetahuan, maupun untuk mengetahui pengalaman-pengalaman mereka, bagaimana usaha mereka untuk meneliti dan menemukan apa yang sekarang dianggap sebagai hal yang biasa saja. Suatu jalan untuk mengetahui semua ini adalah mengadakan penelitian kepustakaan.
Akibat lain dari penelitian ini adalah pengarang atau penulis belajar dan melatih dirinya untuk mengatasi masalah-masalah penyusunan yang rumit, bagaimana mengekspresikan semua bahan dari bermacam-macam sumber itu menjadi suatu karya tulis yang panjang dan teratur. Penulisan ini akan mengungkapkan pula kecerdasaran pengarang, bagaimana ia sanggup mengadakan seleksi dari bermacam-macam bahan yang mengandung sudut pandangan yang berbeda-beda dan bertentangan satu sama lain, bagaimana ia dapat memilih, menimbang, menolak dan menyusun kembali bahan-bahan tadi ke dalam suatu bentuk akhir yang dapat diterima oleh semua pembaca dari segala lapisan masyarakat.
Tujuan lain dari penilaian karya melalui penelitian kepustakaan ini adalah untuk melatih pengarang membaca secara kritis segala bahan yang dijumpainya. Mereka yang belum mempunyai pengalaman atau dasar pengetahuan yang kuat, akan beranggapan bahwa semua tulisan itu dapat dipercaya. Kenyataannya, banyak dari tulisan-tulisan itu isinya kurang baik, sudah ketinggalan jaman atau penuh dengan prasangka-prasangka. Di samping itu ada karangan yang memperlihatkan kejujuran dan ketajaman pengarang, yang mencoba menemukan kebenaran dengan tidak menyetujui kekerasan. Sebab itu sangat berfaedah bagi setiap orang untuk membaca semua karangan itu dengan cermat dan kritis.
Dalam rangka penelitian kepustakaan perlu dibedakan tiga golongan buku atau bahan bacaan yang diperlukan bagi suatu karya. Pertama, buku-buku atau bahan bacaan yang memberikan gambaran umum mengenai persoalan yang akan digarap. Tidak perlu dibuat catatan-catatan dari buku-buku semacam ini. Kedua, buku-buku yang harus dibaca secara mendalam dan cermat, karena bahan-bahan yang diperlukan untuk karya tulis itu terdapat di situ. Dari bahan-bahan semacam inilah pengarang harus membuat kutipan-kutipan yang diperlukan. Ketiga, bahan bacaan tambahan yang menyediakan informasi untuk mengisi yang masih kurang untuk melengkapi karya tulis itu.
Sebelum menguraikan cara mengutip atau mengambil bahan-bahan dari bacaan-bacaan itu, hendaknya terlebih dahulu diuraikan cara-cara mempergunakan perpustakaan, sehingga penulis dengan mudah dapat mencari bahan-bahan yang diinginkan.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment