Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’
6. Penerapan Penyusunan
Untuk menerapkan cara penyusunan kerangka karangan dengan mempergunakan semua persyaratan sebagai telah dikemukakan di atas, di bawah ini akan dikemukakan sebuah contoh.
Seorang penulis ingin menggarap sebuah tulisan mengenai lingkungan hidup. Untuk itu ia menetapkan sebagai topik: "Lingkungan Hidup", sedangkan tujuannya adalah: "Perusakan lingkungan hidup akan membawa malapetaka, sebab itu harus dipikirkan pengamanannya dan segera diadakan pemulihan". Dalam tulisan ini ia hanya membatasi diri pada "lingkungan hidup di negara berkembang". Untuk itu ia merumuskan tesisnya sebagai berikut:
Karena rusaknya lingkungan hidup dapat membawa malapetaka bagi umat manusia, maka kebijaksanaan pada negara berkembang harus diarahkan kepada pengembangan lingkungan hidup untuk dapat mengurangi kemiskinan dan sekaligus dapat mengurangi faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup itu sendiri.
Untuk memudahkan uraian mengenai penerapan ini contoh yang dikemukakan ini akan digarap dalam bentuk kerangka sementara berbentuk kerangka kalimat, kemudian kerangka sementara itu dikembangkan dengan langsung mengemukakan bentuknya dalam kerangka formal yang dirumuskan dengan kata atau frasa.
Langkah yang kedua adalah mengadakan inventarisasi mengenai pokok-pokok utama bagi tesis di atas. Hasil inventarisasi adalah sebagai berikut:
- Pencemaran lingkungan hidup bukan lagi merupakan masalah bagi sebuah negara, tetapi sudah merupakan masalah internasional.
- Masalah lingkungan hidup sudah timbul ribuan tahun yang lalu.
- Kalangan industri di negara maju merasakan kebutuhan yang mendesak untuk segera menanggulangi masalah lingkungan hidup.
- Penyebaran industri ke seluruh dunia telah menyebabkan pencemaran lingkungan hidup di pelbagai negara.
- Negara berkembang juga menyadari adanya masalah lingkungan hidup, tetapi sifatnya lain dari negara maju.
- Negara berkembang perlu mencari cara yang tepat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan hidup.
- Persoalan lingkungan hidup pada negara berkembang lain bila dibandingkan dengan masalah itu pada negara maju.
- Masalah lingkungan hidup telah tercatat enam ribuan tahun yang lalu di Mesopotamia.
Hasil evaluasi itu dinyatakan dengan coretan-coretan dan catatan sebagai berikut:
Dengan catatan-catatan yang dibuat oleh penulis, ia menganggap kerangka itu sudah lengkap. Susunan kerangka final yang berupa kerangka sementara berbentuk kalimat adalah sebagai berikut:
TESIS: Karena kerusakan lingkungan hidup dapat membawa malapetaka bagi umat manusia, maka kebijaksanaan pembangunan terutama pada negara berkembang harus diarahkan kepada pengembangan lingkungan hidup untuk dapat mengurangi kemiskinan dan sekaligus dapat mengurangi faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup itu sendiri.
I. Masalah lingkungan hidup sudah timbul sebelum abad XX.
a. Mesopotamia hancur enam ribu tahun yang lalu.
b. Inggris menghadapi kesulitan karena revolusi industri.
II. Negara-negara maju telah lama menghadapi pencemaran lingkungan.
III. Negara berkembang juga mulai menyadari masalah lingkungan hidup.
IV. Perlu diambil kebijaksanaan segera oleh negara berkembang untuk memperbaiki lingkungan hidup.
Dengan mempergunakan kerangka yang final ini penulis mulai mencoba menggarap secara mendetail. Supaya pertimbangan isi antara bagian-bagian di atas terjamin baik, ia harus merencanakan pula besarnya karya ilmiah tersebut. Bila diminta menulis sebuah karya tulis yang besarnya 100 halaman, maka ia harus merencanakan berapa halaman untuk Pendahuluan, berapa untuk gagasan I, berapa untuk gagasan II dan seterusnya. Misalnya ia merencanakan: Pendahuluan diperkirakan 10 halaman, termasuk gagasan I; gagasan II direncanakan 20 halaman, gagasan III 30 halaman, gagasan IV 35 halaman, sedangkan Kesimpulan 5 halaman. Inilah sasaran yang harus dicapainya. Dalam kenyataan Pendahuluan mungkin mencapai 12 halaman, gagasan II mencapai 22 halaman, gagasan II mencapai 35 halaman, gagasan IV mencapai 35 halaman, sedangkan Kesimpulan mencapai 4 halaman. Bersama-sama mencapai 108 halaman. Namun jumlah halaman itu tidak jauh berbeda dengan rencana semula.
Kerangka sementara di atas oleh penulis dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memperoleh sebuah kerangka formal. Di bawah ini akan langsung diberikan penyusunan kerangka formal yang dirumuskan dengan mempergunakan kata atau frasa.
TESIS: Karena kerusakan lingkungan hidup dapat membawa malapetaka bagi umat manusia, maka kebijaksaaan pembangunan terutama pada negara berkembang harus diarahkan kepada pengembangan lingkungan hidup dan sekaligus dapat mengurangi faktor penyebab kerusakan lingkungan itu sendiri.
PENDAHULUAN
1. Pengertian lingkungan hidup
2. Pembatasan pokok
3. Metode/Kerangka ilmiah
4. Susunan karangan
I. Kerusakan lingkungan dalam sejarah
A. Mesopotamia enam ribu tahun lalu
1. mengenal irigasi
2. kerusakan tanah akibat irigasi
3. kejatuhan Mesopotamia
B. Inggris sesudah revolusi industri
1. pemusatan tenaga buruh
2. pencemaran udara
3. pencemaran air
4. pencemaran tanah
II. Pencemaran lingkungan di Negara maju
A. Pencemaran yang bersifat lokal
B. Pencemaran yang melibatkan sejumlah negara
1. melalui sungai
2. melalui udara
a. kendaraan bermotor
b. asap pabrik
c. pesawat supersonik
3. melalui laut
a. sisa pabrik
b. angkutan laut
c. kapal-kapal tanker
III. Kesadaran pemulihan lingkungan hidup pada negara berkembang
A. Sebab kerusakan lingkungan hidup pada negara berkembang
1. kemiskinan
a. penebangan hutan
(1) kayu api
(2) tempat tinggal
(3) perabot rumah tangga
(4) pembangunan
b. pengurasan sumber alam
(1) penggalian kapur di gunung
(2) penggalian batu karang di laut
(3) penambangan
2. kurang disiplin membuang kotoran
B. Pemikiran dasar untuk pemulihan lingkungan
1. kecurigaan terhadap usul negara maju
a. menaikkan harga alat produksi
b. menaikkan biaya pembangunan negara berkembang
2. cara-cara yang tepat
a. pembangunan yang menjamin lingkungan hidup
b. penilaian kembali pengalaman negara maju
IV. Dasar-dasar kebijaksanaan
A. Perbaikan lingkungan secara alamiah
1. pemulihan oleh alam sendiri
2. pencegahan kerusakan oleh manusia
B. Menganeka-ragamkan lingkungan hidup
1. kestabilan melalui keaneka-ragaman lingkungan hidup
a. saling mengadakan kompensasi
b. manfaat keaneka-ragaman lingkungan
(1) meningkatkan daya dukung
(2) meningkatkan daya tahan
2. menganeka-ragamkan kegiatan ekonomi
a. pertanian
(1) corak pertanian
(2) peternakan
(3) reboisasi
b. industri
c. pertambangan
d. jasa
C. Penggunaan teknologi yang tepat guna
1. menyerap tenaga kerja
2. memenuhi kebutuhan pokok
a. pangan
b. sandang
c. pemukiman
d. kesehatan
e. pendidikan
KESIMPULAN
Seperti tampak dari contoh di atas, kerangka topik tidak lebih baik kemanfaatannya dari kerangka sementara, tetapi kelebihannya adalah bahwa lebih jelas ia merumuskan hubungan-hubungan kepentingan antar gagasan.
Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf
Comments
Post a Comment