Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Proses

Proses


6. Proses


Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu kejadian atau peristiwa.

Untuk menyusun sebuah proses, pertama-tama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis. Ketiga, sesudah mengadakan pembagian sebagai diuraikan tadi, ia harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.

Laporan tentang jalannya suatu peristiwa sejarah akan berbeda dengan laporan-laporan tentang proses mekanis, lebih-lebih bila tahap-tahap dalam peristiwa itu tidak bisa dibedakan dengan tegas karena berlangsung serempak. Sering pula terjadi, bahwa di samping melukiskan proses itu, pengarang menyampaikan juga komentarnya mengenai sebab-sebab dan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Mereka yang biasa menghadapi seluk-beluk pesawat, sering menghadapi problem semacam ini. Bayangkan bila seorang ahli mesin harus memasang sebuah mesin baru. Ia hanya menghadapi sebuah buku pedoman atau buku petunjuk tentang pemasangan mesin-mesin itu, serta di pihak lain menghadapi bagian-bagian dari mesin itu yang terlepas satu dari yang lain. Di sini ia menyadari sepenuhnya betapa pentingnya untuk menerangkan cara pemasangan itu secara sederhana dengan bahasa yang konkrit.

Penulisan proses semacam ini, juga merupakan bagian yang penting pada perguruan tinggi, yaitu pada waktu menuliskan laporan-laporan laboratoria. Proses laboratoria itu dapat bersifat mekanis (memasang sebuah mesin, atau percobaan-percobaan fisika), dapat bersifat alamiah atau organis (pernapasan, reaksi-reaksi kimia). Dalam tulisan-tulisan yang bersifat historis penulis juga mempergunakan urutan-urutan berdasarkan proses: misalnya mengapa dan bagaimana Belanda menduduki Jogyakarta.

Singkatnya proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan: Bagaimana mengerjakan hal itu? Bagaimana bekerjanya? Bagaimana barang itu disusun? Bagaimana hal itu terjadi?

     "Sebagai contoh kita ambil 'pertemuan angkasa' Gemini-7 tanggal 15 Desember 1965. Gemini-7 sudah berhari-hari berada dalam peredarannya yang berbentuk lingkaran dengan tinggi 294 km. Sebetulnya telah diperhitungkan kapan bidang lintasan Gemini-7 akan sama dengan bidang peluncuran Gemini-6. Ini bisa terjadi tiap hari karena rotasi bumi. Kemudian ditunggu sampai Gemini-7 berada pada tempat yang tepat, baru Gemini-6 diluncurkan. Hasil peluncuran Gemini-6: Lintasannya berapogeum 261 km. dan berperigeum 161 km. Jadi berada di bawah dan ke belakang Gemini-7. Tetapi Gemini-6 lebih rendah, jadi lebih cepat jalannya. Demikian Gemini-7 disusul sedikit demi sedikit. Sekarang soalnya tinggal meninggikan lintasannya supaya bisa bertemu. Setelah satu kali putaran, tepat pada perigeumnya Gemini-6 menghidupkan roketnya untuk menghapuskan pengaruh hambatan udara sehingga apogeumnya tetap 261 km. Setelah kembali mencapai apogeumnya Gemini-6 dipercepat sehingga perigeumnya 214 km. Sementara diadakan koreksi mengenai arahnya supaya bidang yang dilintasi keduanya lebih tepat sama. Waktu sampai perigeumnya yang baru, dipercepat lagi sehingga apogeumnya makin tinggi lagi: 274 km. Jarak dari Gemini-7 tinggal 309 km. Akhirnya percepatan yang paling penting dilakukan sehingga lintasannya menjadi lingkaran. Jarak dengan Gemini-7 hanya 25 km. Beberapa km ini diselesaikan pada fase terakhir selama 30 menit. Dengan cara berkali-kali mengadakan pembentukan arah, pengukuran jarak dan percepatan. Akhirnya bertemulah dengan Gemini-7". (Basis. Nop. 1967).

Bagaimana pendapat saudara mengenai kutipan di atas? Apakah juga terdapat sebuah deskripsi mengenai proses? Proses macam apa itu? Dapatkah saudara sependapat bahwa dengan cara itu telah dicapai sebuah alinea yang bulat?


Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf 

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau