Skip to main content

Jenis Fonem

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /Å‹/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itÉ™m/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itÉ”m/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Tips Membuat Gorengan Renyah



Tips Gopengan Selalu Renyah

Bagaimana cara menjaga kerenyahan penganan gorengan jika kita tidak langsung menyajikannya setelah digoreng? Berikut tips supaya gorengan tetap renyah:

1. Gunakan minyak berkualitas Pastikan Anda tidak menggunakan minyak goreng yang sudah digunakan berulang kali. Selain rasanya tidak enak, hal tersebutjuga dapat berpengaruh bagi kesehatan. Tak hanya itu, minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali tentunya akan memlikl warna yang kecokelatan atau sering dinamakan jelantah. Hal tersebut akan membuat gorengan yang Anda goreng memiliki warna yang tidak cantik lagi, bahkan bisa-bisa juga akan berbau tengik.

2. Ganti MSG dengan kaldu bubuk Kaldu bubuk akan membuat gorengan yang Anda buat akan lebih gurih dan enak daripada menggunakan MSG. Meskipun sama-sama menggunakan penguat rasa, kaldu bubuk memiliki sari pati daging atau ayam yang lebih banyak. Tentunya hal ini lebih menyehatkan daripada menggunakan MSG. Untuk menggunakan kaldu bubuk, Anda dapat memilih kaldu bubuk sapi atau ayam sesuai dengan selera Anda.

3. Gunakan kapur sirih atau baking soda Agar kerenyahan gorengan bertahan lama, Anda bisa menggunakan kapur sirih atau baking soda. Biasanya gorengan yang sudah dingin akan menjadi lembek dan tidak renyah lagi. Namun jika Anda menggunakan salah satu bahan tersebut, gorengan Anda tetap renyah meskipun sudah dingin.

4. Pastikan adonan terendam minyak Pastikan adonan yang Anda goreng terendam minyak panas. Hal ini bertujuan agar gorengan matang dengan sempurna tanpa perlu sering dibalik. Untuk hasil pemasakan yang ideal, alat deep fryer elektrik bisa jadi solusinya. Atau bisa juga digunakan panci berukuran sedang_ Panci dipilih karena permukaannya yang datar dan membuat panasnya lebih merata, dibanding wajan dengan permukaan melengkung. Ukuran dan tinggi panci menjadi acuan untuk menakar minyak. Umumnya, minyak yang digunakan sekitar setengah dari tinggi panci. Jangan lebih dari setengah, karena biasanya minyak akan naik sekitar 5 cm karena diisi oleh makanan yang digoreng.

5. Perhatikan Suhu minyak Sebelum memasukkan bahan makanan ke dalam minyak, pastikan jika minyaknya sudah benar-benar panas. Suhu minyaknya yang paling ideal untuk menggoreng adalah 1700C. Ketika menggoreng, jangan terlalu banyak memasukkan adonan yang akan digoreng ke dalam wajan_ Adonan yang terlalu banyak akan membuat suhu minyak turun, sehingga berisiko membuat adonan makin lama matangnya.

Untuk tahap penggorengan kedua dan seterusnya, jangan langsung memasukkan adonan dan bahan makanan. Beri jeda waktu sebelum memasukkannya agar suhu minyak kembali naik atau panas.

6. Tahap penggorengan Ketika menggoreng, usahakan untuk terus mengamati makanan yang digoreng. Saat permukaannya sudah mulai berwarna kuning keemasan, warna gorengan akan cepat berubah menjadi kecokelatan. Tiriskan segera agar tidak malah menjadi gosong. Untuk penggunaan alat, pilih wajan yang tebal. Wajan yang tebal lebih baik menyebarkan panas dan membuat gorengan yang Anda goreng memiliki tingkat kematangan yang sempurna dan tidak mudah gosong.

7. Tiriskan dengan sempurna Setelah matang, segera angkat dan tiriskan agar minyak yang terserap dalam makanan bisa segera keluar agar kerenyahannya tetap terjaga, Jangan meniriskan gorengan Saling bertumpukan karena menyebabkan gorengan yang paling bawah akan basah oleh sisa minyak dari gorengan di atasnya.

Setelah ditiriskan, bisa juga diletakkan di atas tisu khusus atau kertas penyerap minyak. Jangan gunakan kertas koran, selain berisiko merusak kesehatan, tinta pada kertas koran pun berpotensi menempel pada makanan dan akan merusak penampilan.

8. Penyimpanan Simpan dalam wadah kedap udara atau stoples. Bisa juga dengan membungkusnya dengan plastic wrap. Tapi perhatikan sebelum membungkus, pastikan gorengan sudah benar-benar dingin agar tidak menimbulkan uap air ketika dibungkus dan disimpan. Selain mengakibatkan gorengan lembab dan basah, juga mengakibatkan mudah basi.


Buku: 30 Sensasi Krispi, Kriuk, Kremes Populer

Comments

Popular posts from this blog

Tanda-tanda Koreksi

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

Buku Komposisi Gorys Keraf

Daftar Isi Buku Komposisi Gorys Keraf Kata Pengantar Daftar Isi PENDAHULUAN Bahasa Aspek Bahasa Fungsi Bahasa Tujuan Kemahiran Berbahasa Manfaat Tambahan Kesimpulan BAB I PUNGTUASI Pentingnya Pungtuasi Dasar Pungtuasi Macam-macam Pungtuasi BAB II KALIMAT YANG EFEKTIF Pendahuluan Kesatuan Gagasan Koherensi yang baik dan kompak Penekanan Variasi Paralelisme Penalaran atau Logika BAB III ALINEA : KESATUAN DAN KEPADUAN Pengertian Alinea Macam-macam Alinea Syarat-syarat Pembentukan Alinea Kesatuan Alinea Kepaduan Alinea 5.1 Masalah Kebahasaan 5.2 Perincian dan Urutan Pikiran BAB IV ALINEA : PERKEMBANGAN ALINEA Klimaks dan Anti-Klimaks Sudut Pandangan Perbandingan dan Pertentangan Analogi Contoh Proses Sebab - Akibat Umum - Khusus Klasifikasi Definisi Luar Perkembangan dan Kepaduan antar alinea BAB V TEMA KARANGAN Pengertian Tema Pemilihan Topik Pembatasan Topik Menentukan Maksud Tesis dan Pengungkapan Maksud

Bagian Pelengkap Pendahuluan

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau